Saat di Madinah, baik dalam rangkaian umroh atau haji, berziarah ke makam Baqi menjadi satu hal yang menarik dan penting. Menurut beberapa literatur, di sini dikuburkan hampir 10.000 sahabat Nabi Muhammad SAW.
Baqi Al Gharqad merupakan komplek perkuburan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Letaknya hanya 30 meter di sebelah utara Masjid Nabawi. Pada waktu zaman nabi, Baqi berada di luar wilayah Madinah. Sekarang, dengan perkembangan Kota Madinah yang sangat pesat, pekuburan ini seakan sudah menyatu dengan Masjid Nabawi sendiri.
Baqi Al Gharqad, terdiri dari tanah yang lembut dan tidak berbatu-batu. Karena sebab itulah, tempat ini dijadikan tempat pekuburan. Baqi memiliki luas sekitar 138.000 meter persegi. Di sekitarnya, dibangun pagar tembok dengan jeruji besi yang tinggi.
Baqi biasa dibuka pada waktu setelah subuh hingga pukul 09.00 pagi, dan setelah Ashar hingga menjelang Maghrib. Selain waktu itu, Baqi tertutup buat umum. Selain itu, Baqi(dan komplek kuburan lainnya di Arab terlarang buat para wanita. Sebetulnya sangat disayangkan kalau kuburan bersejarah ini dibatasi waktu ziarahnya dan pengunjungnya. Mengingat manfaat dari sejarah yang terdapat pada orang-orang yang dikuburnya.
Saat ini Baqi hanya terdiri dari hamparan tanah merah dan batu tanpa ada penanda siapa yang dikuburkan. Sayang, padahal setiap jamaah selalu bertanya siapa yang dikuburkan di situ. Jawabannya biasanya standar saja, "Wallahu a'lam". Hal itu pernah menjadi anekdot teman saya yang tidak bisa bahasa Arab. Karena setiap pertanyaan selalu dijawab seperti itu, dia bertanya sama saya, "Memangnya ada berapa sahabat Nabi yang namanya Walahu a'lam?". Saya tertawa dan kemudian menjelaskannya.
Sebetulnya Baqi sempat dipenuhi dengan bangunan-bangunan yang sekaligus menjadi penanda siapa yang dikuburkan di situ. Adanya bangunan itu bukan untuk menyekutukan Allah, namun untuk menjadi penghormatan akan yang dikuburkan. Sayangnya pada masa awal pemerintahan Saudi, bangunan-bangunan indah ini dihancurkan. Saat ini sangat sulit mengetahui siapa saja yang dikuburkan di situ.
Saya biasanya menyempatkan diri untuk berziarah pada pagi hari atau sore. Sebab Baqi memang hanya dibuka di dua waktu itu saja. Tak jauh dari gerbang, saya melangkahkan kaki ke arah sebelah beberapa kuburan yang juga dipagar besi. Saya sempatkan berziarah dan berdoa. Orang-orang sudah berkumpul dan bergerombol di tempat itu. Biasanya didominasi para pencinta Ahlul Bait dari Iran, Afghanistan, Pakistan, India dan Indonesia.
Di kuburan yang dipagar besi, dikuburkan keluarga terdekat Nabi. Di situ dikuburkan, Imam Hasan putra tertua dari Imam Ali bin Abi Thalib dan Ibunda Fatimah. Artinya Imam Hasan adalah cucu Nabi. Berjejer bersamanya, ada kubur Imam Zainal Abidin, Imam Baqir dan Imam Ja'far Shadiq. Masih di situ, ada kuburan Fathimah binti Asad, ibunda dari Imam Ali bin Abi Thalib dan dikubur juga Abbas bin Abdul Muthalib yang merupakan Paman Nabi.
Setelah selesai berdoa, kaki melangkah lagi menuju kuburan para istri Nabi seperti Siti Aisyah binti Abu Bakar, Ummu Salamah, Juwairiyah, Zainab, Hafsah binti Umar Bin Khattab, Shafiyah, dan Mariyah Al Qibthiyah. Di sebelahnya dikuburkan, Zainab, Ummi Kaltsum dan Ruqayyah.
Konon Utsman bin Affan khalifah ketiga, juga dikuburkan di Baqi pada bagian ujung. Walaupun literatur yang lebih kuat mengatakan, bahwa itu kuburannya Utsman bin Madz'un, sahabat nabi yang didoakan muda terus oleh nabi. Hingga akhir hayatnya, Utsman bin Madz'un awet muda selalu.
Dialah yang ketika dikubur, Rasulullah sendiri yang menerima mayatnya di liang kubur. Agak melingkar ke arah dekat tembok pembatas, ditemukan makam Halimatus Sa'diyah ibu susuan Rasul SAW dan Shafiyah saudara ibu. Tak jauh darinya, ada kuburan dari para syuhada Uhud.
Berjalan pulang menyusuri sisi tembok bagian timur, akan mengantar pada kuburan paling ujung dan sejajar dengan pintu gerbang. Di situ ada kuburan Ummul Banin, istri dari Imam Ali bin Abi Thalib setelah Fatimah meninggal. Dari Ummul Banin inilah Imam Ali memiliki anak bernama Abu Al Fadhl Abbas yang kemudian menjadi pembantu paling utama saudara beda ibu, yaitu Imam Husein, di Karbala.
Akhirnya menyusuri gundukan tanah hanya bertanda bebatuan itu selesai. Sambil mengucap salam, kembali saya mengucap doa agar selalu bisa berziarah ke Baqi Al Gharqad. Semoga satu saat nanti para traveler juga berkesempatan berziarah ke pemakaman Baqi.
Sumber : Travel
0 comments:
Post a Comment