Ada anak laki-laki di salah satu negara di jazirah Arab. Anak itu mempunyai kebiasaan buruk. Dia kecanduan pornografi. Pada suatu hari, dengan membayar menggunakan kartu kreditnya, dia berlangganan email mingguan berisi video dan foto-foto gadis-gadis telanjang dari salah satu situs porno. Sebagian temannya meminta kepadanya “Kami tidak ingin membayar untuk mendapatkan foto-foto dan video itu, jadi ketika emailnya sampai kepadamu, tolong kirimkan juga pada kami.” Kebetulan dia mempunyai grup berisi begitu banyak teman di ponselnya. Jadi dia terbiasa mengirim email berisi gambar porno tersebut kepada teman-temannya setiap minggu.
Karena harus mengirim emailnya setiap minggu, lama-kelamaan dia pun lelah melakukannya. Jadi dia memutuskan menggunakan auto-forward pada emailnya. Auto-forward berarti emailnya akan terkirim secara otomatis secara tiap minggunya.
Bulan demi bulan pun berlalu. Pada suatu hari, dia bepergian bersama teman-temannya dalam suatu perjalanan wisata. Dan dalam perjalanan itu mobilnya mengalami kecelakaan. Dia pun meninggal dunia dalam kecelakaan itu, sementara beberapa temannya yang ikut menumpang berhasil selamat dari kecelakaan.
Seketika kabar duka pun tersebar, dan teman-temannya yang lain begitu terpukul mendengar kabar kematian teman mereka. Beberapa hari kemudian ketika teman-temannya berkumpul di rumahnya, mereka terus menangis seiring mereka bercerita kepada seorang syekh yang hadir. Mereka berkata “Syekh, setiap minggu kami mendapatkan email auto-forward berisi video dan gambar-gambar pornografi dari teman kami ini, sedangkan sekarang dia sudah ada di kuburnya (sudah meninggal).”
Allahuakbar! Ambillah pelajaran dari kisah ini! Apakah kita ingin hal ini terjadi pada kita? Pemuda itu sudah meninggal, tapi karena dia melakukan auto-forward, maka email porno itu secara otomatis terus berdatangan kepada teman-temannya. Mereka sampai harus menelusuri kembali ke servernya. Dan butuh waktu sangat lama sampai akhirnya email tersebut diputus, karena mereka harus menunggu sampai langganan emailnya kadaluarsa.
Mereka semua menangis ketika menceritakan kisah ini kepada syekh tadi. Mereka semua mendapat pelajaran yang berharga. Mudah-mudahan Allah mengampuni si pemuda karena teman-temannya berhenti menonton pornografi setelah mendapat hikmah dari peristiwa ini. Semoga Allah s.w.t dapat mengampuninya.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. Jika kita meninggal sementara kita terbiasa melakukan hal yang buruk, hal itu akan menjadi sangat memalukan bagi kita. Maka jadilah orang yang taat kepada Allah dalam menjalani hidup.
0 comments:
Post a Comment